Pesantren Literasi di Yogya yang Melahirkan Banyak Penulis Besar

Pesantren Kreatif Baitul Kilmah memang tidak seperti pesantren pada umumnya. Santrinya lebih banyak diguyur pengetahuan literasi ketimbang agama. Karena itu, jika di pesantren konvensional, santri diminta menyetorkan hafalan Al-Qur’an, di Baitul Kilmah saban minggu para santri diminta mengirim satu karya sastra. Bentuknya bebas. Bisa cerpen, puisi, novel, hingga karya terjemahan.  “Ketika Selasa atau Sabtu malam dibahas satu per satu.”

Lokasi Pesantren Kreatif Baitul Kilmah

Sejarah Pesantren Kreatif Baitul Kilmah

Aguk Irawan MN[1]adalah perintis berdirinya Pesantren Kreatif Baitul Kilmah di Yogyakarta. Bekal utamanya dalam mendirikan pesantren adalah ilmu pengetahuan agama yang dipelajari di Al-Azhar Cairo Mesir. Pesantren Kreatif Baitul Kilmah ini merupakan wadah bagi para santri, rata-rata mereka adalah mahasiswa yang sedang kuliah di berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta, yang aktif dan kreatif.[2]

Pada mulanya sebelum sampai pada keputusan mendirikan pesantren literasi, Aguk Irawan MN[3] sempat berada di persimpangan. Persisnya setelah rekan seperjuangannya mendirikan Sanggar Terjemahan Arab pada 2002, Kamran, memilih mundur enam tahun berselang. Ia keterima menjadi dosen di UIN Raden Intan Lampung.  Pesantren yang pada awalnya sanggar yang berada di Sewon, Bantul, tersebut selama kurun waktu itu menampung para santri yang pandai berbahasa Arab. Di sana mereka diajari menerjemahkan buku-buku bahasa Arab ke bahasa Indonesia. Pengasuh Pesantren ini pada awalnya bimbang antara meneruskan ikhtiar di dunia literasi itu atau memilih menjadi dosen seperti sang kolega. Akhirnya keinginan untuk berbagi kepada anak-anak muda dengan latar belakang seperti dirinyalah yang menang.

Yang melatar belakangi berdirinya pesantren ini adalah karena Aguk Irawan tidak ingin melihat anak muda berpotensi putus sekolah karena masalah ekonomi. Dari sanalah dia lantas mengajak beberapa santri untuk belajar menerjemahkan. “Mereka bisa hidup dari sana. Gaji penerjemah juga tidak sedikit,”[4] Aguk menambahkan, biasanya para santri yang datang sendiri kepadanya untuk belajar. Namun, ada juga beberapa santri hasil rekomendasi pondok pesantren yang mereka tinggali sekarang. Perjuangannya tak sia-sia. Sejauh ini Baitul Kilmah sudah meluluskan tujuh angkatan. Tiap angkatan terdiri atas sebelas santri.

Pesantren Kreatif Baitul Kilmah memang tidak seperti pesantren pada umumnya. Santrinya lebih banyak diguyur pengetahuan literasi ketimbang agama. Karena itu, jika di pesantren konvensional, santri diminta menyetorkan hafalan Al-Qur’an, di Baitul Kilmah saban minggu para santri diminta mengirim satu karya sastra. Bentuknya bebas. Bisa cerpen, puisi, novel, hingga karya terjemahan.  “Ketika Selasa atau Sabtu malam dibahas satu per satu,”[5]

Dalam proses pembelajarannya, Aguk Irawan sebagai pengasuh bertugas mengoreksi. Jika sudah bagus, karya bisa dikirim ke penerbit. “Kalau untuk cerpen dan puisi, biasanya dikirim ke media massa,”[6] Menurut Aguk, Baitul Kilmah memang hanya diperuntukkan bagi santri yang berasal dari keluarga tidak mampu. Mulai mantan loper koran, perjual asongan, hingga penarik ojek. Mereka rata-rata sudah nyantri di pesantren lain, tapi terancam tak bisa melanjutkan pendidikan karena perkara biaya.  Bagi Aguk, langkahnya itu adalah “jihad” untuk menyediakan kail ketimbang ikan. “Membantu dengan ilmu literasi lebih bermanfaat daripada membantu dengan sejumlah uang,”[7]

Adapun kurikulum belajarnya hanya dibatasi dua tahun. “Kalau sudah dua tahun, mereka dianggap sudah mandiri. Bisa mencari uang sendiri dengan ilmu literasi yang didapat dari sini,”[8] Meski bercikal bakal sanggar yang mengajarkan praktik penerjemahan, ungkap Aguk, para santri di Baitul Kilmah tidak hanya diajari mengalihbahasakan. Mereka bebas mempelajari berbagai karya sastra yang disuka. Boleh cerpen, novel, atau puisi.

Akibat keterbatasan tempat, Aguk mengaku tidak bisa menampung semua santri. Saat ini dia memondokkan para santri di rumah pribadinya di Kasongan. Tapi, dalam waktu dekat mereka memiliki pondok pesantren baru. Aguk tengah membangun rumah joglo di Jalan Parangtritis Km 8, Jogjakarta.

Pada tahun 2015 pembangunan Pondok Baitul Kilmah II telah memasuki tahap penyelesaian. Kerangka bangunan dan atap selesai dibangun. “Tinggal pasang keramik, jendela, sama pintu. Kalau sudah selesai, seluruh santri bakal pindah ke sana,”[9]

Pengasuh Pesantren Kreatif Baitul Kilmah

Dr. KH. Aguk Irawan, M.A atau Aguk Irawan MN adalah seorang penulis, sastrawan, kelahiran Lamongan, 1 April 1979 yang telah melahirkan banyak karya dalam bentuk fiksi maupun non fiksi. Selain itu, ia menulis dan menerjemahkan banyak buku agama dari bahasa Arab ke Indonesia.

Karyanya berupa puisi, cerita pendek dan esai sastra, agama dan budaya dipublikasikan media massa, antara lain Majalah Horison, Harian Kompas, Suara Pembaharuan, Sinar Harapan, Jawa Pos, Republika, Media Indonesia, Indopos, Pikiran Rakyat, Kedaulatan Rakyat, Minggu pagi, Suara Merdeka, Surabaya Post, Sumut Pos, Majalah Basis, Koran Merapi, Rakyat Sumbar, Harian Fajar Makassar, Harian Carawala Makassar, Majalah Kaki Langit, Syir’ah, Jurnal Analisis, Jurnal Risalah, Majalah Tebuireng, Kuntum, Bende, NU Online, Jejak Bekasi, Koran Merapi Pembaruan, Sidogiri Media, Radar Jawa Pos, dan Kompas.com.[10]

Riwayat Pendidikan

Menyelesaikan MI & SD di Kalipang, Sugio, Lamongan (1990), SMP Sunan Drajat (1993), kemudian MAN Babat sambil belajar kitab kuning di Darul Ulum, Langitan (1997), lulus melanjutkan kuliah jurusan Aqidah-Filsafat, di Al-Azhar Cairo Egypt atas beasiswa Majelis A`la Islamiyah (2003), lalu Pasca Sarjana di STAI Al-Aqidah (2010), serta program Doktoral di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2017). Keduanya atas beasiswa Kemenag RI.

 Riwayat Pekerjaan

  • Kontributor Majalah Imajio 2000-2002
  • Kontributor Prodaction House Starvision 2008-2009
  • Anggota Peneliti LKiS Yogyakarta 2005-sekarang
  • Pengajar STAI Al-Kamal 2007-sekarang
  • Pengajar STAI Al-Mushin 2011-sekarang
  • Pengajar MA Ali Maksum 2014-sekarang
  • Pengajar STAIS Pandanaran 2015-sekarang
  • Direktur PT. Permata Nur Hijaz 2012-sekarang

 Prestasi/Penghargaan

  • Bakhtiar Ali Award, 2001 (KBRI-Terobosan)
  • Majalah sastra Horison Edisi XXXXI, No. 12/2006, katagori satu dari enam sastrawan muda berkarakter Yogyakarta
  • Penulis Fiksi Terbaik 2007 (Grafindo Khazanah Ilmu)
  • Pesantren Award 2016 (Pesantren Bina Insan Mulia)
  • Novel Titip Rindu Ke Tanah Suci masuk dalam nominasi novel islami terbaik versi islamic book fair jakarta

 Pengalaman Organisasi

  • IPNU/IPPNU 1997/anggota
  • Ketua Senat Fakultas Ushuluddin PPMI-Al-Azhar Mesir tahun 2000
  • Bendahara Kelompok Studi Walisongo, 1999
  • Ketua Bidang Pengembangan Organisasi PCINU Mesir 2001
  • Pemimpin Redaksi Majalah Sastra Kinanah, 2000
  • Pengurus Lesbumi PWNU, 2005-2017
  • Pengurus PP. LKKNU, 2005-2010
  • Pengurus Langgar Duwur, 2015-sekarang

 Karya-Karya 

Artikel Ilmiah

  • Najib Mahfudz; Teologi Pembebasan dalam Novel (Jurnal Cerpen, 2011)
  • Problematika Modernitas dan Demokrasi: Antropologi Hukum Islam Model Khalil Abdul Karim (Jurnal Ar-Raudlah, 2010)
  • Binhad Nurrohmat dan Kembalinya Unsur Sastra Jahiliyah, (Jurnal Kalimah, 2009)
  • Melacak Radikalisme Islam; Kajian Ayat-Ayat Al-Quran (Jurnal Analisis, 2011)
  • Persinggungan Sains, Agama, dan Budaya (Jurnal Ar-Raudlah, 2012)
  • Darul Sulh dalam Konsepsi NU; Titik Temu dan Persinggungan Konsep Negara Sekuler dan Negara Islam     (Jurnal Ar-Raudlah, 2013)
  • Masa Depan Ekonomi Islam di Asia (Jurnal Ar-Risalah, 2014),

 Artikel Populer

  • Engkau Pergi [Ketika] Kami Belum Merdeka, www.intisari.com (Sastra Pembebasan)
  • Hamid Jabbar [1949-2004], Majalah Syir’ah, edisi Juli 2003
  • Ketika Puisi Mengaliniasi Kita, Harian Umum Kompas, edisi cetak, Sabtu, 5 September 2009 (http://cetak.kompas.com)
  • Maulid Nabi dan Getar Cinta Para Penyair, Harian Umum Kedaulatan Rakyat, 2007
  • Maulid Nabi dan Kitab Puisi, Harian Umum Kedaulatan Rakyat, 2008
  • “Mengintip” Latar Sastra Pesantren, Majalah Syir’ah, edisi september, 2003 dan http://www.langitan.net
  • Lebaran di Mesir, Majalah Gong, 2007
  • Menimbang Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri (Scb) Dari Buku Nurel: Menggugat Tanggungjawab Kepenyairan, disampaikan Pada Acara Bedah Buku “Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan SCB”, karya Nurel Javissyarqi, di Pusat Kebudayaan Indonesia-Belanda “Karta Pustaka,” Jl. Bintaran Tengah 16 Yogyakarta, 21 Juli 2011. (www.sastra-indonesia.com)
  • Penyair dan Alquran dalam Rekaman Sejarah, harian Umum Republika dan http://www.infoanda.com
  • Puisi-Puisi Yang Membakar Perjuangan, disampaikan pada acara “Mata Pena Lebih Tajam dari Pedang” Sanggur Nun, UIN, Yogyakarta, 2007
  • Sastra, Kiyai dan Pesantren, catatan pengantar diskusi ini disampaikan dalam acara Ngabuburit Sastra, Matapena, 9 Agustus 2011
  • Visi Sastra dan Tantangan Dunia Cyber, www.cybersastra.net
  • Sastra dan Korupsi, harian Umum Kedaulatan Rakyat, 2010
  • Sastra Seksual dan Pembusukan Budaya, Republika, Minggu, 10 Oktober, 2004
  • Pertemuan Sastra dan Pasar, sebuah pengantar diskusi, disampaikan di Komunitas sastra PAWON, Solo, 2008
  • Prihal Tersingkirnya Puisi Dari Industri Buku, harian Umum Kedaulatan Rakyat, 2009
  • As Dharta Dan Sedikit Harga Mati Politiknya [Pengantar Diskusi], disampaikan di Komunitas Lembahpring, Jombang, 21 November 2010
  • Dunia dan Strategi Baru Pesantren, Kompas, edisi cetak, 6 Mar 2010 – [Teroka] (http://cetak.kompas.com)
  • Kearifan Pemimpin Lokal Dan Asketisme Mbah Maridjan, Majalah Djendela, DKY (Dewan Kesenian Yogyakarta), 2010
  • Ketika Buku Bukan Lagi “Ilmu”, harian Umum Kedaulatan Rakyat, 2010
  • Ketika Jati Diri dan Karakter Bangsa Mulai Memudar [Persembahan dari Peringatan 500 Tahun Sunan Kalijaga], www.nu.or.id
  • Menuju Kebudayaan Baru itu Meniru Barat, Harian Umun Sinar Harapan, Selasa, 03 April 2003 (http://www.sinarharapan.co.id
  • Multikulturalisme, Islam Dan Cinta Suci, disampaikan dalam acara diskusi “Islam Merespon Multikulturalisme”, diselenggarakan Kelompok Mahasiswa Ilmu Budaya (KMIB-UGM) Yogyakarta, 29-08-09.
  • Melacak Hubungan Agama Dan Kesenian, “Pameran Lukisan Inventory”, website resmi PBNU, http//www.nu.or.id
  • Penerjemah, Profesi Yang Terpinggirkan, Harian Umum Kompas, Edisi Cetak (http://cetak.kompas.com)
  • Penguasa, Buku dan Peradaban, Harian Umum Jawa Pos, Edisi Cetak (http://jawapos.co.id)
  • Pesantren Dan Strategi Kebudayaan, Harian Umum Kompas, Edisi Cetak (http://cetak.kompas.com)
  • Plato dan Pemimpin Pilihan Rakyat, Harian Umum Suara Pembaharuan, Edisi Cetak, 11 Juli 2003 dan http//www.nu.or.id
  • Sejarah Lekra Vs Manikebu: Hanya Interpretasi Tunggal, Harian Umum Pikiran Rakyat, Edisi Cetak, 2003
  • Sastra Islam dan Perjuangannya, Harian Umum Kompas, edisi cetak, 25 Sep 2010 (http://cetak.kompas.com)
  • Profesi yang Terlupakan, Harian Umum Kompas, edisi cetak, 3 Juni, 2010 (http://cetak.kompas.com)
  • Revolusi Putih, Dimuat di buku “Mengapa Kami Memilih Golput”, Penerbit Arti Bumi Intaran, 2008
  • Melacak Hubungan Agama dan Kesenian, website resmi PBNU, www.nu.or.id
  • Tradisi Kenduren, Kearifan Lokal, dan Identitas Budaya, website resmi PBNU, www.nu.or.id.
  • Laut dan Peradaban Nusantara, Harian Umum Kompas, Edisi Cetak (http://cetak.kompas.com)

 Buku Terjemahan

  • Islam-Negara-Agama (LKiS), Menyingkap Rahasia Rukuk dan Sujud (Sajadah Press), 100 Wasiat Nabi (Grafindo), Spirit al-Qur’an (Ar-Arruz Media), Samudera Hakikat (Sajadah Press), Ashabul Kahfi (Arti Bumi Intaran), Ensiklopedi Sains al-Qur’an (Arti Bumi Intaran), Menjadi Murid Sejati (Lentera Sufi), Alghunyah; Menjadi Hamba Sejati (Lentera Sufi) Tasfir al-Jilani (Serambi), Kontroversi Negara Islam (Indes).
  • Drama Taufik El-Hakiem Tahta Dzilali Syams (Di Bawah Bayangan Matahari, Navila), karya klasik Abu A’la El-Ma’ary, Komedi Al-Ilahiyah (Komedi Langit, Navila), karya Najib Mahfudz, Dunya Allah, dan karya Alaa Aswani, Chicago (Glosaria Media)
  • Bersama Mahmud Hamzawie menerjemahkan sastra Indonesia ke Arab, diantaranya puisi-puisi Sutradji Calzoum Bakrie, O Amuk Kapak (Ath-Tholasim). Karya Soni Farid Maulana, Anak Kabut (Abna Dhabab).

Buku Ilmiah/Novel/Kumpulan Puisi/Kumpulan Cerpen Artikel Ilmiah

Buku fiksinya yang sudah terbit: Dari Lembah Sungai Nil (Kinanah, 1998), Hadiah Seribu Menara (Kinanah, 1999), Kado Milenium (Kinanah, 2000), Negeri Sarang Laba-Laba (Galah Press, 2002), Dalam Genggaman Api (Kinanah, 2003), Liku Luka Kau Kaku (Ombak, 2004), Sungai yang Memerah (Ombak, 2005), Penantian Perempuan (Ombak, 2005), trilogi Risalah Para Pendusta (Pilar Media, 2007), Aku, Lelaki Asing, dan Kota Kairo (Grafindo, 2008), Balada Cinta Majenun (Citra Risalah 2008), Sepercik Cinta dari Surga (Grafindo, 2007), Memoar Luka Seorang TKW (Grafindo, 2007), Sekuntum Mawar dari Gaza (Grafindo, 2008), Dalam Sujud Cinta (Grafindo, 2008) Hasrat Waktu (Arti Bumi Intaran, 2009), Di Jari Manismu Ada Rindu, (Arti Bumi Intaran, 2009) Lorong Kematian (Global Media, 2010), Sinar Mandar (Global Media 2010), Jalan Pulang (Azhar Risalah, 2011), Musyahid Cinta (Arruz Media, 2011), Semesta Cinta (Lentera Sufi, 2011) Penakluk Badai, novel Biografi Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari (Global Media, 2011), Cahaya-Mu Tak bisa Kutawar (Arruz Media, 2014), Haji Backpacker sebuah Novel (M-Book, 2013), Air Mata Tuhan (Imania, 2014), Tuhan, Maaf Engkau Kumadu (Glosaria Media, 2012), Mekkah (Glosaria Media, 20013) Maha Cinta (Glosaria Media), Kidung Rindu di Tapal Batas (Glosaria Media, 2015). Patah Hati yang Terindah (Dolphin, 2015). Peci Miring, novel Biografi Gus Dur (Dolphin, 2015) Kartini, Kisah yang Tersembunyi (Dolphin, 2016), Sang Mujtahid Islam Nusantara, novel Biografi K.H Wahid Hasyim (Imania, 2016), Separuh Cahaya Surga (Qalam Nusantara, 2017) Yang Terlupakan (Melvana, 2017)

Sementara yang non fiksi: Kiat Asyik Menulis Fiksi (Arti Bumi Intaran), Kisah-Kisah Inspiratif Pembuka Surga (Grafindo), bersama Isfah Abidal Aziz, menulis buku yang cukup tebal, Di Balik Fatwa Jihad Imam Samudera (Sajadah Press), Haji Backpacker, sebuah memoar 1 (Edelwes), Haji Backpacker, sebuah memoar 2 (Edelwes), Ensiklopedi Haji (Qultum Media), Ensiklopedi Sain Al-Quran (Pustaka Al-Kamal) Pesan al-Quran untuk Sastrawan (Jalasutra), dll.

Ada puluhan buku yang menghimpun tulisannya, diantaranya ‘Tragedi 1965, antologi cerpen, esai, puisi dan curhat” (Malka, 2005), “Ini Sirkus Senyum” (Bumi Manusia, 2003), “Negeri Pantai” (Kostela, 2001), “Angin Sahara” (KSI Kairo, 2003), Maha Duka Aceh (PDS HB Jassin, 2005) “Aku telah Dikutuk Jadi Laut” (Syarikat, 2007), Seorang Gadis dan Sesobek Indonesia (L. Aksara, 2007), “Antariksa Dada” (Penyair Tiga Kota, 2008), “Sang Pemberani” (Koekosan, 2008), “Ta’bir Hujan” (DKL, 2010) “Langit Lintang ing Wengi” (Penyair Yogyakarta, 2014), “Ilmu Klakune Kanti Kelakon,” (2016, Balai Bahasa DIY)

 Penelitian Akademik

  • Al-Imamiyah inda as-Sunni wa as-Syi’iyah (Bahs, Al-Azhar, 2003)
  • Konsep Pendidikan Islam dan Relevansinya dengan Pendidikan Akhlak (Skrispi, 2007)
  • Sistem Nilai dan Pendidikan Politik: Analisis Deskriptif Pemikiran Syed Naquib al-Attas (Tesis 2010)
  • Etika Pesantren Tradisional: Studi Inkulturasi antara Kearifan Lokal dengan Nilai Islam (Disertasi, 2017).[11]

Bangunan Asrama Pesantren Kreatif Baitul Kilmah

Pesantren Kreatif Baitul Kilmah memiliki 4 Bangunan Asrama santri, satu bangunan untuk santri yang mukim di Baitul Kilmah 1, dan tiga bangunan untuk santri yang mukin di Baitul Kilmah 2.  Berikut penjelasan kondisi bangunan masing-masing Asrama ; Asrama Kasongan, Asrama Pendopo, Asrama Kreatif, dan Asrama Berkarya :

Asrama Kasongan

Asrama Kasongan merupakan salah satu asrama yang dihuni oleh santri-santri Pesantren Kreatif Baitul Kilmah. Asrama ini menjadi milik pesantren sejak tahun 2007-an yang dahulunya adalah kantor penerbitan buku dengan luas 300 ㎡. Nama Kasongan diambil dari nama perumahan Desa Wisata Kasongan. Asrama ini terdiri dari dua lantai, lantai satu terdapat mushola kecil, ruang diskusi, satu kamar santri, ruangan musik, dan perpustakaan. Lantai atas asrama Kasongan ini terdapat 4 kamar, masing-masing kamar dihuni oleh 4-5 santri.

Di lantai bawah, sebagian tempat terdapat kolam lele, sumur, dan kandangan burung. Di sanalah santri-santri bisa beraktivitas budidaya ikan dan beternak burung.

 Asrama Pendopo

Asrama Pendopo Merupakan salah satu asrama yang dihuni oleh santri-santri Baitul Kilmah. Asrama ini menjadi milik pesantren terhitung sejak tahun 2019 dengan luas 450 ㎡berlokasi di Dukuh Kayen, Sendangsari Pajangan, dekat dengan wisata sendang ngembel, asrama ini dahulunya adalah tanah perkebunan milik warga yang dibeli oleh yayasan Baitul Kilmah. Asrama ini disebut pendopo sebab berbentuk joglo kuno khas jawa, di sana terdapat 3 kamar santri, masing-masing kamar dihuni oleh dua orang santri. Di asrama ini dilengkapi dengan fasilitas dapur, dan 2 kamar mandi. Asrama inilah yang sering digunakan untuk kongkow bersama para tokoh nasional yang datang ke pesantren Baitul Kilmah, juga digunakan diskusi karya, pengajian kitab, dll.

 Asrama Kreatif

Asrama Kreatif ini termasuk salah satu asrama pesantren Kreatif Baitul Kilmah yang berlokasi di Dukuh Kayen, Sendangsari, Pajangan. Di asrama yang memiliki luas 350 ㎡ini terdapat satu kamar yang dihuni oleh 2 santri, terdapat rungan laboratorium komputer ber-AC untuk belajar desain grafis dan Teknologi Informatika, ada juga rungan metodologi untuk diskusi santri, terdapat satu kamar khusus ber-Ac, satu kamar mandi, westafel, dan halaman yang luas, bila sore hari di depan asrama inilah santri-santri bermain bulu tangkis.

 Asrama Berkarya

Asrama Berkarya ini termasuk salah satu asrama yang dimiliki pesantren Kreatif Baitul Kilmah, dengan luas 650 ㎡terdapat 6 kamar masing-masing dihuni oleh 3-4 santri, terdapat dapur, ruang baca yang luas, perpustakaan dan memiliki halaman luas. Di belakng asrama ini santri membuat kolam lele, di samping asrama ada tiga kamar mandi. Penyebutan asrama Berkarya ini disebabkan oleh suasana asrama yang hening dan senyap, di asrama ini santri-santri bisa khusyuk menerjemah dan menulis buku dengan nyaman dan tenang.

 Aktifitas Santri Pesantren Kreatif Baitul Kilmah

Beberapa aktifitas santri yang dilakukan di Baitul Kilmah, sebagai berikut:

Belajar Ilmu Alat

Belajar ilmu alat yakni ilmu nahwu dan shorof setiap malam rabu ba’da isya, guna untuk mempertajam naluri menerjemah para santri.

Ngaji Al-hikam dan mujahadah 

yang dilakukan setiap malam jum’at ba’da isya, guna untuk memotivasi santri dalam menulis juga untuk mendalami materi tasawuf

Diskusi Karya 

yang diadakan setiap malam sabtu ba’da isya, guna untuk melatih bedah karya dan daya kritis santri. Di forum ini, setiap santri wajib menulis satu karya dan melakukan bedah atas karyanya. Kegiatan ini dilakukan secara bergiliran, sehingga semua santri mendapat kesempatan untuk membedah karya yang telah dibuat.

Bedah Buku

kegiatan ini dilakukan apabila di antara santri ada yang menerbitkan buku. Dalam forum ini dihadiri oleh semua mahasiswa-mahasiswi dan santri-santri dari berbagai universitas juga pesantren di se-Yogyakarta.

Seminar dan Kongkow

Kegiatan ini dilakukan apabila ada tamu seorang penulis, sastrawan, budayawan, penyair, akademisi, mapun da’i dari berbagai daerah yang juga kebetulan sahabat pengasuh pesantren ketika mereka berkunjung ke Baitul Kilmah, diantara tamu-tamu yang pernah hadir adalah: Dosen dan mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya, UIN Maliki Malang, Ustadz Abdul Somad, kiai Afifudin Dimyathi (Pengasuh Pesantren Darul Ulum Jombang), Zawawi Imron (Penyair), Ulil Absor abdalah, Acep Zamzam Noor, Cecep Syamsul Hari, Iman Budi Santoso dan lain-lain sebagainya.

Belajar Menulis Artikel, Puisi dan Cerpen.

Kegiatan ini dilakukan setiap hari senin ba’da isya, guna untuk melatih santri menulis artikel, puisi dan cerpen, agar dimuat di media cetak ataupun online.

Sarana Prasana Pesantren Kreatif Baitul Kilmah

Perpustakaan Santri

Perpustakaan ini digunakan santri-santri untuk membaca dan menulis, dilengkapi buku-buku aksara jawa kuno, kitab-kitab bahasa arab, kamus, buku dan novel berbahasa inggris, dilengkapi juga meja dan komputer untuk praktek menulis dan berkarya bagi santri-santri.

Tempat Ibadah

Tempat ini digunakan santri-santri untuk berjamaah, ada dua lokasi; pertama di Asrama Kasongan dan kedua di Asrama Pajangan, di asrama Pajangan terdapat gedung mushola yang luas, memiliki daya tampung sekitar 100 jamaah, selain itu tempat ibadah yang ada di Kasongan dan Pajangan ini juga biasa difungsikan untuk diskusi santri, semacam agenda bergilir agar seluruh tempat mendapat keberkahan dari majlis ilmu.

Lahan Berkebum

Lahan berkebun santri ini sangat luas, berlokasi di Baitul Kilmah Pajangan. Santri-santri gemar bercocok tanam di sana, santri menanam Labu, Melon, Jeruk, Mangga, Pepaya, Kurma, Klengkeng dll. Selain bercocok tanam, santri juga memanfaatkan lahan ini untuk beternak lele.

Area Parkir

Pesantren Kreatif Baitul Kilmah memiliki lahan parkir yang luas, bersebelahan dengan Asrama Pendopo di Pajangan, sementara lahan parkir yang berada di Kasongan terletak di depan ndalem  pengasuh, motor-motor santri berjejer rapi di depan ndalem.

Dapur Santri

Hampir tiap asrama di Pesantren Kreatif Baitul Kilmah memiliki fasilitas dapur, di dapur ini santri-santri belajar hidup mandiri, masak bareng lalu dimakan bareng-bareng. Dengan adanya dapur ini santri-santri kerap membuat wedang sesuai dengan selera masing-masing. Begitupun dengan tamu yang menginap, para tamu itu bisa menggunakan fasilitas dapur yang ada.

Alat Musik

Pesantren Kreatif Baitul Kilmah memiliki alat musik religi berupa hadrah, selain itu juga memiliki sound sistem yang mencukupi untuk shalawatan, dari alat musik ini santri-santri kerap belajar shalawatan juga kerap diundang warga untuk membacakan shalawat di berbagai event.

Laboratorium Komputer

Pesantren Kreatif Baitul Kilmah memiliki laboratorium komputer dengan jumlah 17 komputer yang memadai, di laboratorium ini santri-santri belajar Teknologi Informatika dan desain grafis. Gedung laboratorium dilengkapi AC dan pencahayaan yang memadai, sehingga ketika malam haripun, santri-santri bisa belajar dan berkarya di sana.

[1] Aguk Irawan / Aguk Irawan MN adalah seorang penulis, sastrawan, kelahiran Lamongan, 1 April 1979 yang telah melahirkan banyak karya dalam bentuk fiksi maupun non fiksi. Selain itu, ia menulis dan menerjemahkan banyak buku agama dari bahasa Arab ke Indonesia. Karyanya berupa puisi, cerita pendek dan esai sastra, agama dan budaya dipublikasikan media massa, antara lain Majalah Horison, Harian Kompas, Suara Pembaharuan, Sinar Harapan, Jawa Pos, Republika, Media Indonesia, Indopos, Pikiran Rakyat, Kedaulatan Rakyat, Minggu pagi, Suara Merdeka, Surabaya Post, Sumut Pos, Majalah Basis, Koran Merapi, Rakyat Sumbar, Harian Fajar Makassar, Harian Carawala Makassar, Majalah Kaki Langit, Syir’ah, Jurnal Analisis, Jurnal Risalah, Majalah Tebuireng, Kuntum, Bende, NU Online, Jejak Bekasi, Koran Merapi Pembaruan, Sidogiri Media, Radar Jawa Pos, dan Kompas.com. dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Aguk_Irawan diakses 19 November 2018

[2] Koran KR Edisi Cetak 2018

[3] Pendiri Sekaligus Pengasuh Pesantren Kreatif Baitul Kilmah

[4] Ungkap Aguk Irawan dalam Koran Jawa Pos Edisi Cetak tahun 2014.

[5] Ibid., Jawa Pos Edisi Cetak tahun 2014.

[6] Ibid., Jawa Pos Edisi Cetak tahun 2014.

[7] Ibid., Jawa Pos Edisi Cetak tahun 2014.

[8] Ibid.,

[9] Ibid.,

[10] https://id.wikipedia.org/wiki/Aguk_Irawan diakses 5 Mei 2020

[11] https://id.wikipedia.org/wiki/Aguk_Irawan diakses 5 Mei 2020

 

Share:

Leave a Comment