15 Kebiasaan Adat Jawa dan Budayanya

Untuk kamu yang penasaran dengan kebiasaan adat Jawa dan budayanya  bisa simak artikel ini sampai selesai. Seperti yang diketahui bahwa suku Jawa adalah salah satu suku mayoritas yang ada di Indonesia.

Persebarannya bukan hanya di hampir semua wilayah di Indonesia tetapi sampai ke mancanegara. Persebaran itu dilakukan sebab dulunya ada migrasi besar-besaran di tanah Jawa ke berbagai wilayah.

Kebiasaan Adat Jawa yang Khas

Terdapat banyak hal yang dapat kita pelajari melalui kebiasaan, adat, karakter sampai budaya dari orang Jawa.

Menjunjung Tinggi Sopan Santun

Orang Jawa biasanya pintar menjaga sopan santun. Untuk mereka yang lebih tua, sesama usia, sampai ke yang lebih muda. Mereka tahu untuk bersikap. Contohnya saat sedang bertamu dan ketika jadi tuan rumah.

Ramah namun Sungkan Menyapa

Tidak perlu heran kalau berpapasan ke orang Jawa jika melihat sebagian besar dari mereka suka agak menundukkan pandangan. Hal itu karena karakter dari mayoritas orang Jawa adalah pemalu.

Namun walaupun pemalu, sebenarnya mereka mau untuk memulai obrolan. Cuma mereka cukup malu memulainya. Tetapi kalau  sudah mulai berbicara bersama orang Jawa, Kamu akan merasakan asik dan serunya percakapan.

Mengalah dan Menjauhkan Konflik

Pada kehidupan sosialnya, mayoritas dari orang Jawa mempunyai sifat mudah mengalah. Mereka akan senang mengalah tidak sebab takut, tetapi tidak menyukai keributan. Karakter yang satu ini menjadi nilai plus tersendiri, khususnya pada kehidupan berpasangan.

Filosofi Mengalir Seperti Air

Tidak banyak tingkah dan mengalir seperti air tentu telah menjadi karakter kuat dari mereka orang Jawa. Kebanyakan tidak mau memikirkan beban hidup. Yang penting sudah berjalan, dapat mencukupi kebutuhan keluarga, dan tidak memiliki hutang, mereka telah sanga bersyukur.

Hidup tidak harus selalu dipusingkan, hidup ada untuk dijalani. Itulah filosofi yang banyak dipegang oleh mereka orang Jawa.

Pekerja Keras dan Penurut

Pemalas tidak termasuk gambaran orang Jawa. Telah dikenal sampai ke luar negeri terkait karakter orang Jawa yang adalah pekerja keras. Mereka akan melakukan apa yang bisa dikerjakan.

Bahkan saat tidak memperoleh pekerjaan, kebanyakan mereka tidak akan berdiam saja. Kemudian  saat memperoleh gaji, kebanyakan karakter orang Jawa tidak tipe yang pemboros. Mereka akan segera menyisihkan sedikit uangnya agar ditabung ataupun dikirim ke kampung halaman (kalau  hidup merantau).

Nrimo

Nrimo artinya yaitu menerima, dapat juga diartikan pada istilah menerima dengan apa adanya. Orang Jawa tak suka macam-macam. Contohnya saat menemukan masakan di rumah yang hanya ada tempe, maka si anak tidak akan meminta yang lain dan memakan apa saja yang tersedia.

Sejujurnya, karakter serta kebiasaan yang satu ini telah sedikit memudar, tetap bukan berarti kita susah menemukannya. Nrimo dapat juga menjadi contoh kehidupan berumah tangga yang bisa menerima kondisi pasangan apapun itu.

Ketika Berjalan Segan Mendahului

Sungkan untuk mendahului saat berjalan telah jadi tabiat dari orang Jawa. Apalagi kalau harus mendahului orang yang lebih tua, itu merupakan sebuah pantangan. Mereka cenderung bersabar untuk berjalan di belakang walaupun terasa kurang nyaman.

Kebiasaan satu ini sangat erat hubungannya pada sopan santun yang pada dasarnya telah menjadi karakter yang kuat bagi orang Jawa.

Mudah Bergaul

Orang Jawa cukup mudah untuk diterima dimanapun ia berada, Salah satu alasannya karena sikap mudah bergaul yang dipunya. Bergaul juga dipengaruhi karakter yang mudah mengalah dan telah melekat pada jati diri mereka.

Itulah mengapa mereka mudah diterima di mana saja dan minim konflik. Hal ini dapat juga jadi alasan kenapa hampir di semua wilayah Indonesia sampai luar negeri, kita dapat dengan mudah menemukan orang Jawa.

Kebersamaan serta Tolong-menolong

Dibanding harus hidup enak sendiri, mereka orang Jawa sangat menjunjung nilai kebersamaan. Ada peribahasa “mangan ora mangan sing penting kumpul” atau makan tidak makan yang penting kumpul.

Saat susah dan senang yang penting terus bersama, itulah makna peribahasa Jawa tersebut. Melalui peribahasa itu, kita dapat menyimpulkan terkait sifat tolong-menolong yang dipunya oleh orang Jawa. Mereka cukup solid dan jiwa sosialnya yang sangat tinggi.

Banyak Pantangan

Orang Jawa meyakini pantangan. Maka wajar kalau sedikit-sedikit mereka akan berkata “ora ilok” (tidak boleh). Contohnya saat sedang makan sambil ngobrol, umumnya akan ada yang menegur jika tindakan itu dilarang. Atau duduk di  pintu, tidur pada pagi hari, keluar saat maghrib dan banyak lagi.

Add banyak sekali pantangan yang diyakini orang Jawa. Tetapi tidak seluruh dari pantangan tersebut cuma mitos. Sebenarnya terdapat sisi logis karena adanya pantangan.

Adat Istiadat dan Budaya Orang Jawa

Inilah adat istiadat orang Jawa yang masih awet hingga saat ini:

Kenduren

kebiasaan adat jawa

Kenduren ataupun kenduri dapat diartikan menjadi selametan. biasanya di acara kenduren digelar doa bersama bagi yang memiliki hajat. Kenduren untuk berbagai tujuan. Contohnya ungkapan rasa syukur pada hal tertentu yang artinya baik.

Sekaten

kebiasaan adat jawa

Sekaten adalah upacara yang maksudnya sebagai bentuk rasa syukur serta hormat pada Nabi Muhammad Sallahu Alaihi Wassalam. Upacara ini juga dilakukan dalam  memperingati kelahiran Rasulullah. Terdapat adat yang dilakukan selama 7 hari biasanya di Yogyakarta dan juga Solo.

Pada pelaksanaannya, ada gunungan yang mengandung berbagai hasil bumi. Gunungan itu kemudian dibagi untuk orang-orang yang melihatnya. Saat upacara terjadi, keraton Surakarta juga mengeluarkan 2 alat musik gamelan. Yaitu Gamelan Guntur Sari serta Gamelan Kyai Guntur Madu.

Tedak Siten

kebiasaan adat jawa

Tedak siten adalah upacara yang ditujukan untuk bayi yang telah dapat mulai berjalan. Pada daerah  lain, upacara satu disebut dengan turun tanah. Pada upacara tedak siten, bayi dimasukkan pada kurungan dan harus  mengambil benda apa saja yang terdapat di sekitarnya.

Benda pertama yang diambil diyakini menjadi keahlian yang suatu saat akan dipunya sang bayi. Upacara yang satu ini dimaksud sebagai rasa syukur ke Sang Pencipta yang sudah memberikan banyak nikmat untuk  si bayi.

Ruwatan

Ruwatan adalah upacara yang dimaksudkan agar menghilangkan semua kesialan ataupun nasib buruk. Biasanya orang-orang Jawa terus melakukan upacara itu. salah satu wilayah yang masih memegang teguh hal yang satu ini yakni dataran tinggi Dieng.

Setiap tahunnya, anak-anak menggunakan rambut gimbal diruwat untuk keselamatannya. Ruwatan dapat dilihat pada prosesi peresmian mobil Esemka oleh presiden Joko Widodo pada waktu silam.

Tumpengan

Tumpengan dapat diartikan menjadi prosesi syukuran dilengkapi tumpeng jadi sarananya. Tumpeng yang mengandung nasi kuning ataupun nasi putih lengkap dengan semua lauk pauknya adalah filosofi ucapan syukur. Tradisi ini sering dilakukan saat memperingati hal tertentu.

Tentunya terdapat begitu banyak hal yang dapat kita pelajari dari kebiasaan adat Jawa. Yakni dari karakter-karakter sampai dengan budayanya.

Share:

Leave a Comment